Tuesday, October 25, 2011

Bagaimana Menjadi Mentor yang Baik?

Mentor adalah salah satu bentuk kaderisasi dua arah yang bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan da’iyah seorang kader.  Menjadi mentor pun bukan perkara mudah. Butuh kerja keras agar bisa mendapatkan gelar sebagai mentor yang baik. Nah! Yang jadi pertanyaan sekarang, bagaimana cara menjadi mentor yang baik?

Tidak sedikit dari kita yang merasa kurang percaya diri, kita selalu merasa bahwa diri kita sebenarnya belum siap mengemban amanah sebagai seorang mentor. Tentunya, tidak akan ada yang merasa siap 100% untuk menjadi mentor. Karena sejatinya menjadi mentor sendiri merupakan proses. Suatu proses dimana kita sendiri juga ikut belajar di dalamnya.  Orang bijak pernah berkata, ketika kita bisa mengajarkan sesuatu kepada orang lain, maka kita berarti telah memahami sesuatu.

 Disamping rasa tidak percaya diri dan tidak siap tersebut, alasan lain dari tidak siapnya menjadi mentor adalah ketidakpahaman materi, kemampuan komunikasi yang terbatas, serta kekhawatiran tidak bisa menjadi mentor yang amanah.

Pada dasarnya alasan diatas bisa diselesaikan dengan cara yang sangat sederhana. Ketidakpahaman akan materi bisa disolusikan dengan membaca buku referensi yang tepat, adapun referensi puntuk para calon mentor diantaranya buku Satria Hadi Lubis yang banyak berbicara tentang menjadi mentor yang baik. Selain buku panduan menjadi mentor, buku buku pemahaman diniyah dan wawasan umum perlu juga kita baca.

Permasalahan komunikasi bisa diselesaikan dengan latihan berbicara dari lingkup yang kecil, mungkin dimulai dari didepan satu orang saja, lalu didepan 5 orang, dan seterusnya hingga ada keyakinan pada diri untuk berbicara, atau mungkin berbicara di depan cermin dapat menjadi media untuk latihan tambahan. Ketidakercayaan diri juga saat ini bisa dibantu dengan mencoba berpikir positif serta memkitang kelebihan diri sebagai sebuah keunggulan. Selain itu berlatih menjadi mentor dengan membina dari yang lebih muda bisa menjadi media latihan yang baik. Sebutlah diri kita seorang mahasiswa tingkat 2, maka bisa menggunakan siswa SMU sebagai latihan untuk memberikan materi mentoring. Untuk kekhawatiran bahwa kita tidak bisa amanah akan apa yang disampaikan, Kita bisa mentekadkan dalam diri bahwa setelah kita menyampaikan sesuatu, maka kita akan langsung menjalankannya.

Bisa dipahami bahwa sebab mengapa ada kader yang punya permasalahan diatas adalah dikarenakan ia tidak cukup memiliki bekal yang layak untuk menjadi mentor, selain bekal secara ilmu, bekal secara pengalaman atau jam terbang menjadi kebutuhan tersendiri. Berbagai teori tentang mentor ideal mungkin sudah banyak bisa kita dapati, akan tetapi ternyata untuk mengaplikasinya secara penuh merupakan tantangan tersendiri, karena setiap orang punya personal capacity yang berbeda dan kondisi setiap anggota kelompok juga berbeda. Sehingga trik di lapangan akan lebih bermanfaat ketimbang pemahaman materi saja. Bukankah semua harus dicoba terlebih dahulu? Sebab dengan mencoba itulah kita memiliki kesempatan untuk belajar. Tunggu apalagi? Inilah saatnya!

Lalu, bagaimana caranya supaya kita bisa menjadi mentor yang baik? Baik dalam hal ini adalah mentor yang: amanah, disukai mentee-mentee nya, ramah, menguasai materi, dan bisa membawa suasana mentoring kita menjadi nyaman dan ‘hidup’.  Caranya?

Memiliki Ruhiyah yang stabil. Kekuatan ruhiyah atau kita sering menyebut kekuatan langit yang Allah berikan untuk kadernya yang memiliki kedekatakan kepada-Nya. Kekuatan ruhiyah lah yang menunjan seorang mentor untuk selalu bertahan dalam dakwah, ia memiliki keyakinan dan keikhlasan bahwa setiap aktifitas yang dilakukan adalah dengan tujuan mendapatkan ridho Allah semata. Sehingga segala tantangan yang dihadapi dapat ia maknai sebagai sebuah ujian untuk meningkatkan kualitas keimanan atau sebuah teguran atas kelalaian yang mungki terjadi. Kekuatan ruhiyah dalam konteks mentoring berdampak pada kemampuan diri untuk menyampaikan materi dan diresapi oleh peserta mentoring, dengan kekuatan ini pula, Allah akan membalas cinta kita dengan membukakan hati dan pikiran kita dan binaan kita untuk menerima apa yang kita sampaikan. Kita pernah menemukan seorang mentor yang memiliki kelemahan dalam hal berkomunikasi, akan tetapi ia memiliki keunggulan ruhiyah yang baik untuk menunjang amanahnya sebagai seorang mentor, sehingga Allah memudahkan kelompoknya dengan membukakan hati binaannya yang saat itu masih jauh dari Allah dan saat ini menjadi seorang kader yang sangat produktif. Kekuatan ini memberikan ketenangan dan emosi yang menyatukan hati kita dengan binaan dalam merajut tali-temali kecintaan kepada Allah semata.

Mengenal Pribadi BinaanMengenal dengan baik binaan atau peserta mentoring adalah hal yang perlu dilakukan untuk menguasai medan kelompok, mengenal secara pribadi binaan sejak awal dengan harapan dapat segera “in” dengan binaan dan terbentuk kepercayaan diantara mentor dan binaan. Kepercayaan ini adalah modal yang penting bagi seorang mentor dalam menyampaikan materi. Oleh karena itu, perlu kiranya seorang mentor mengetahui apa saja yang perlu dipahami olehnya untuk dapat memberikan empatinya dengan baik kepada binaannya.

Karakter, mengetahui bagaimana karakter umum dari binaan, Kita bisa menggunakan buku panduan personality plus untuk mengidentifikasikan karakter binaan. Apakah ia seorang korelis, melankolis, plegmatis, dan sangunis. Dengan mengetahui bagaimana karakternya Kita akan lebih mudah untuk memahami binaan.

Kultursetiap orang punya kultur yang berbeda-beda, seorang dari Aceh, Medan, tentu berbeda dengan seorang dari Jawa atau Papua. Setiap kultur ini punya kekhasan masing-masing. Gunakan perbedaan kultur yang ada sebagai kesempatan untuk lebih dekat, dan gunakan kesamaan kultur dengan binaan sebagai pendekatan untuk menyampaikan materi.

Latar belakang, masa lalu atau latar keluarga yang berbeda akan berpengaruh terhadap pola pikirnya. Seorang mentee yang berasal dari keluarga yang bercukupan tentu akan punya taste dan preference yang khas. Seorang mentee yang mungkin punya masa lalu yang suram tentu akan berpikir beda dengan seorang mentee yang berasal dari keluarga ulama. Kita sebagai mentor diharapkan dapat mengetahui latar belakang binaan dan dapat mengemas materi sesuai dengan pola pikir binaan.

Visi Personalsetiap manusia mempunyai keinginan, dan masa depan masing-masing. Kita sebagai mentor sangat dituntut untuk mengetahui apa yang akan jadi keinginannya di masa datang, sehingga kita dapat membimbingnya untuk menuju masa depannya yang baik.

Kompetensi, maksud kompetensi disini adalah kemampuan pribadi binaan, apakah itu kompetensi agama, kompetensi akademik, kompetensi seni, kompetensi olahraga, kompetensi softskill, atau kompetensi lainnya. Jadikan kompetensi ini sebagai sebuah kelebihan binaan dan gunakan kesempatan ini sebagai upaya untuk pendekatan materi. Seorang mahasiswa IT bisa didekati dengan contoh-contoh istilah programming yang cocok dengan materi. Atau mahasiswa kedokteran yang bisa menggunakan pendekatan bedah mayat sebagai upaya untuk lebih melihat keagungan Allah.

Mengetahui peran kita. Brother/sister, seorang kakak/saudara, seorang mentor akan berfungsi sebagai seorang kakak atau saudara bagi peserta mentoring dalam hal diskusi dan menceritakan isi hati atau masalah yang mungkin dihadapi, oleh karena itu seorang mentor perlu memiliki karakter empatik dengan harapan dapat menyentuh hati para peserta mentoring sehingga terjadi keterbukaan, dan terbentuk nuansa kekeluargaan dalam kelompok mentoring tersebut.

Coach, Sosok pelatih, pelatih adalah sosok yang memberikan arahan, mengajarkan cara melakukan sesuatu, mencontohkan, mengawasi peserta latihan melakukan sesuatu, memotivasi ketika gagal, memberi selamat ketika berhasil, dan setia mendampingi agar peserta dapat melakukan suatu hal.

Pathfinder, Petunjuk jalan, seorang mentor diharapkan dapat sebagai pembimbing bagi para peserta mentoring untuk menapaki masa depannya. Dalam hal ini seorang mentor perlu memahami potensi dari peserta mentoring dan memberinya alternatif pilihan terkait masa depannya. Sebagai contoh kecil, dalam hal memilih sub-jurusan pada sebuah program studi, seorang mentor dituntut untuk bisa memberikan gambaran yang jelas mengenai pilihan yang ada, dan memberikan rekomendasi kepada peserta mentoring. Oleh karena itu seorang mentor diharapkan dapat memiliki karakter pemimpin yang bisa mengarahkan peserta mentoring.


Headhunter, Penyiapan dan Pembentuk Mentor baru, kebutuhan dakwah kampus akan mentor atau astor senantiasa bertambah, oleh karena itu seorang mentor diharapkan dapat membentuk karakter peserta mentoring untuk dapat menjadi mentor di masa yang akan datang. Melanjutkan tongkat estafet dakwah,karena sebuah regenerasi adalah suatu keniscayaan agar dakwah Islam senantiasa tersebar bahkan ketika kita sudah tidak menjadi mentor lagi.


Variasi Metode. Metode penyampaian materi divariasikan sebanyak mungkin, jika memungkinkan cara penyampaian berbeda setiap pekannya. Minimal siapkan 4 variasi metode, sehingga setiap variasi ditemui setiap bulan. Sebutlah, pertemuan olahraga bersama, bedah buku, kunjungan ke ustadz/tokoh, rihlah, memasak bersama, skill pendukung untuk bekeluarga (membetulkan mobil, membetulkan listrik, menjahit, dan lain-lain), makan bareng, simulasi dan lain lain. Variasi ini bertujuan untuk menghindari kejenuhan binaan. Penyampaian materi pun juga disesuaikan dengan kebutuhan agar binaan siap untuk menerimanya. Namun jangan abaikan  silabus materi mentoring yang telah disediakan oleh TMP-TMF.

Subhanallah, banyak sekali cara yang bisa kita gunakan untuk mencari ridho Allah dalam mengemban amanah yaitu dakwah,menegakkan agama Allah. Saudaraku, apa yang menghalangimu untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya setelah sekian banyak nikmat Allah yang kita rasakan? Insya Allah, pertolongan-pertolongan Allah ada bagi hamba-hambaNya yang gigih berjuang memperjuangkan agama-Nya. Tidak ada orang yang baik, yang ada di dunia ini adalah orang yang berada dalam proses menjadi baik. Karena kesempurnaan, hanya milik Allah semata. Allahu Akbar!


by : Shofiatun Nafisha
Referensi:
-Bagaimana menyentuh hati ; abbas asyisi 
-Buku terbitan ustadz Satria Hadi Lubis

Labels:

2 Comments:

At August 22, 2016 at 5:58 PM , Blogger Unknown said...

kalau boleh tau judul buku mentoringnya apa ya?

 
At August 22, 2016 at 5:58 PM , Blogger Unknown said...

kalau boleh tau judul buku mentoringnya apa ya?

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home